Dampak Kegiatan Pemeliharaan Jembatan Penggaron KM 20 - 21 Terhadap Kualitas Udara Ambient

Oleh: Anton Sutrisno, SP. MSi.


Jembatan Penggaron Tol Semarang Bawen KM 20 - 21
Lokasi kegiatan rekonstruksi jembatan berada pada Lahan Petak 1006, RPH Susukan, BKPH Penggaron, KPH Semarang pada Ordinat S=07°07’01,7” dan E=110°25’09,4”. Adapun Posisi Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan secara fisik berada di sekitar area rekonstruksi Jembatan Tol Penggaron Kecamatan Ungaran Km 20-21 Kabupaten Semarang. Letak wilayah pengelolaan dan pemantauan terdapat di RT 5 RW 2 Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran dan Kelurahan Weringin Putih  Kabupaten Semarang.

Tapak proyek jembatan tol Km 20-21 dibangun diatas permukaan lahan menghubungkan dua bukit diatas satu jurang/ lereng curam serta tebing terjal. Saat ini jembatan masih dioperasikan. Sehingga menimbulkan dampak perubahan kualitas udara seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan yang melintas  jembatan penggaron. 

Ketika pekerjaan perbaikan konstruksi pondasi dan peningkatan stabilitas lereng dilaksanakan pemantauan dampak lingkungan khusunya pada pemantauan udara ambien. 

Pengukuran kualitas udara ambien, termasuk partikel debu total (Dust Suspended Particulate) mengacu kepada SNI 19-7119.9-2005.  Menggunakan alat-alat Graseby Dust Sampler, Gas Impinger.

Graseby (Dust Sampler) dipasangi filter dan pompa vakum dinyalakan selama 1-3 jam (cuaca kering), maksimal 7 jam (cuaca basah, malam hari) selama durasi 24 jam untuk mendapatkan 2 contoh, masing-masing mewakili siang dan malam hari.

Setelah selesai, filter diangkat dan disimpan dalam kemasan plastik agar tidak lembab. Filter ditimbang di laboratorium untuk mengetahui berat debu yang tertangkap dan akan diketahui volume debu di lokasi sampling.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel Perbandingan Hasil Uji kualitas Udara Ambien di Sekitar Jembatan Penggaron Km 20-21 Tahun 2014 dan 2016

No
Parameter
Satuan
Hasil Pemeriksaan Saat O & P*
Baku Mutu (BM)

Keseimpulan Perubahan
    
 Th 2014
Peningkatan
 stabilitas I  Th 2016
1
Nitrogen Diaoksida (NO2)
µg/Nm³
0,706
21,91
316
Meningkat, tetapi masih dibawah BM
2
Sulfur Diaoksida (SO₂)
µg/Nm³
1,209
Lebih kecil dari 12,62
632
Menurun
3
Oksigen (O2)
µg/Nm³
2,183
25,98
200
Meningkat tetapi masih dibawah BM
4
Amoniak (NH)
Ppm
0,002
0,080
2
Meningkat tetapi masih dibawah BM
5
Karbon Monoksida (CO)
µg/Nm³
4.009
340,7
15.000
Menurun
6
Hidrogen Sulfida(HS)
Ppm
0,002
0,001
0,02
Menurun
7
Debu (TSP)
µg/Nm³
39,0
105,91
230
Meningkat tetapi masih dibawah BM

8
Kebisingan Alat di Daerah Resiko Bising (4 jam)
dB(A)
53,7
60
75
Meningkat tetapi masih dibawah BM
9
Getaran
mm/dtk
-
0,01
40
Masih dibawah BM Getaran
 

Berdasarkan data diatas dapat dilaporkan bahwa  parameter fisika mengalami perubahan (meningkat dan menurun) secara alamiah. Sedangkan parameter kimia dibawah baku mutu yang ditentukan, berarti pengaruh kegiatan konstruksi tidak menimbulkan dampak nyata, atau dapat ditegaskan masih memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan pemerintah.

Secara umum perubahan kualitas lingkungan udara masih memenuhi standar mutu sesuai ketentuan yang berlaku, Adapun dampak lingkungan lainnya tidak menimbulkan kerugian atau resiko yang membahayakan pekerja, masyarakat maupun pengguna jalan, tetapi justru akibat konstruksi jembatan penggaron bermanfaat meningkatkan kualitas konstruksi, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan tercipta persepsi positif bagi pengguna jalan tol.

Posting Komentar

0 Komentar